Pasuruan Kota Madinah. Lambat laun, anak zaman sekarang tidak lagi merasakan asyiknya permainan tradisional. Betapa tidak di kehidupan yang serba diselimuti teknologi saat ini, sedikit demi sedikit merubah kehidupan anak, tak terkecuali dalam hal permainan.
Menyikapi hal itu, para santri Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah, Kelurahan Krampyangan, Kecamatan Bugulkidul, Kota Pasuruan melalui festival anak yang bertajuk ‘Dolanan Yok’ (sudah enam tahun terakhir digelar) berusaha agar permainan tradisional tidak tenggelam begitu saja.
“Alhamdulillah kali ini bisa digelar secara offline setelah tahun lalu harus dilaksanakan secara virtual karena pertimbangan pandemi covid-19,” kata Widad Bariroh, pembina OSIS Bayt Al-Hikmah disela-sela pembukaan Festival Dolanan Yok, Jumat (28/01/2022)
Ning Widad, sapaan akrabnya, menekankan akan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya tradisional terhadap para siswa ditengah perkembangan teknologi modern saat ini. Karenanya, Festival tersebut menjadi salah satu kegiatan rutin yang dikemas dalam perlombaan yang pesertanya adalah anak-anak SD dan MI di kota maupun Kabupaten Pasuruan.
“Dan memang di jenjang SD-MI, permainan tradisional pun masuk dalam kurikulum materi olahraga. Sehingga festival ini juga sinkron dengan pembelajaran siswa,” lanjutnya.
Sejumlah permainan tradisional yang dilombakan, lanjut Widad, bukan sekedar sarana bermain, namun juga memiliki filosofi masing-masing. Jenis permainan tersebut diantaranya bola tembak, egrang, benteng-bentengan, patil lele, gobak sodor.
Bukan sekedar permainan, beragam jenis permainan tradisional tersebut juga mengajarkan kesabaran, ketangkasan, kekompakan hingga bagaimana membangun team work solid yang tidak ditemukan dalam permainan di gadget.
Kendati demikian, Widad juga tak memungkiri perkembangan zaman, para santri harus tetap mengikutinya dan tak boleh terketinggal.
Pada kesempatan yang sama, Suryani Firdaus, istri Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo mengaku bangga dengan festival Dolanan Yok.
“Kami bangga PP Bayt Al-Hikmah sudah keenam kalinya mengadakan festival permainan tradisional. Sehingga permainan jaman dulu yang hampir tergerus oleh zaman masih bisa dimainkan anak-anak masa kini,” sanjungnya. (lio)