Cerita KotaPublikasi

Mengenal Batik Khas Kota Pasuruan

Pasuruan Kota Madinah. Perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Pasuruan terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terus digencarkan. Termasuk pengrajin batik.

Sampai saat ini, ada sekitar enam pengrajin batik yang usahanya terus berkembang berada dalam naungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pasuruan.

Enam diantaranya adalah Aldy’s Cemara Batik, Sekar Wangi Sejati (SWS), Batik Tulis Inayah, Batik Satu Canting, Batik Cantik Suropati, serta Batik Cahaya Galeri.

Kepala Seksi Pengawasan dan Kerjasama Industri Disperindag Kota Pasuruan, Novita Nur Rahayu mengatakan untuk semua pengrajin batik dalam naungan Disperindag terus dibina dalam pengembangan usaha batik.

“Kita bina dengan mengikut sertakan pelatihan membatik untuk mengembangkan potensi membatik. Biasanya kita kirim ke Balai Besar Kerajinan dan Batik di Jogja,” ungkapnya, Senin (03/01/22).

Menurutnya, potensi batik di Kota Pasuruan harus dilestarikan dan dikembangkan. Dengan motif daun sirih dan burung kapodang, perajin batik terus berinovasi untuk batik khas Kota Pasuruan tersebut.

Hal senada juga dikatakan oleh Syarifatul Isti Inayah (21) salah satu perajin Batik muda di Kota Pasuruan. Isti, sapaan akrab pemilik UKM Batik Tulis Inayah tersebut mengaku bangga dengan Pemkot Pasuruan yang sudah memberi perhatian terhadap pelaku UMKM termasuk dirinya.

Dibawah binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pasuruan, Isti dan sepuluh karyawannya terus mengembangkan usahanya.

“Pemkot sangat mendukung. Misal ketika ada acara Dinas dan ada yang tanya oleh-oleh khas Kota Pasuruan, pasti diarahkan ke anak binaannya,” aku Isti saat ditemui di rumahnya, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan.

Isti menceritakan bahwa dalam pembuatan batik sendiri membutuhkan ketekunan karena prosesnya sangat panjang. Mulai dari membuat desain, menggambar kain, Canting, pewarnaan, “Kemudian penguncian atau pengobatan, direbus, dan tahap akhirnya dicuci,” paparnya. Selain itu, ia juga memproduksi tas dan sepatu, tentunya keduanya berbahan dasar Batik.

Motif Batik khas Kota Pasuruan sendiri adalah daun sirih dan burung kepodang, “Semuanya sama, yaitu daun sirih dan burung kepodang. Hanya saja setiap perajin batik memiliki ramuan pewarna sendiri. Itu yang menjadi ciri khas dari perajin Batik,” pungkasnya. (lio)