Tradisi PERAON Cara Warga Pasuruan menikmati Lebaran Ketupat
Pasuruan Kota Madinah. Kota Pasuruan tidak hanya unggul dengan kekayaan lautnya. Namun juga dengan tradisinya. Salah satunya adalah tradisi Praonan yang dilaksanakan setiap satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri, atau lebaran ketupat.
Ribuan masyarakat dari berbagai penjuru datang ke Pelabuhan Kota Pasuruan untuk menikmati suasana laut dengan menaiki perahu milik para nelayan yang berada di Pelabuhan Kota Pasuruan.
Untuk menaiki perahu nelayan warga hanya cukup membayar dengan uang Rp. 10.000 sampai dengan Rp. 15.000,-
Ketua Karang Taruna Pantura Bangkit Ngemplakrejo mengatakan bahwa kegiatan Praonan ini sudah dua tahun ditiadakan karena pandemic Covid-19, dan hari ini baru diadakan, namun dibatasi dan tetap memenuhi protokol kesehatan.
“Alhamdulillah, hari ini bisa diadakan kembali kegiatan praonan ini, walau harus dibatasi dan tentunya tetap memenuhi protocol kesehatan, “ ujar Miftakhul Sholeh, Senin (09/05/2022) siang.
Selain dari warga Pasuruan sendiri penikmat Praonan ini juga ada yang berasal dari luar Kota seperti pak Zidan yang berasal dari Sampang Madura.
“Saya dan keluarga setiap tahun datang kesini untuk berwisata praonan. Saya merasa senang tahun ini bisa diperbolehkan,” kata Zidan warga Sampang Madura yang jauh-jauh datang ke Kota Pasuruan untuk mengikuti Praonan.
Tradisi Praonan sudah berlangsung sejak lama. Masyarakat pesisir Kota Pasuruan menggelarnya secara swadaya untuk memperingati hari raya Ketupat. Dan terkadang mereka juga menghias perahu-perahu mereka untuk memeriahkan tradisi ini. (fit/lut)