Pasuruan Kota Madinah – Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo, S,TP., M.Si (Mas Adi) menghadiri Halaqoh Fiqih Peradaban dengan tema Fiqih dan Tasawuf dalam Kehidupan Bernegara di Aula Pondok Pesantren Bayt Alhikmah Kota Pasuruan. Minggu (13/11/2022). Kegiatan ini turut dihadiri pula oleh ulama kharismatik Kota Pasuruan, KH Idris Hamid (Gus Idris) serta beberapa Kyai, Ulama, Nyai dan Santriwan serta Santriwati Pondok Pesantren Bayt Alhikmah Kota Pasuruan.
Dalam kesempatan sambutan, Gus Idris menyampaikan kegiatan fiqih dan tasawuf dalam kehidupan bernegara diselenggarakan dalam rangka memperingati berdirinya NU. Menurutnya selama berdirinya NU telah banyak menghadapi berbagai tantangan.
“Menghadapi tantangan saat ini memang macam macam bentuknya dalam kehidupan nyata,untuk itu diadakanlah seminar ini,” ujar Gus Idris.
Gus Idris juga menyebutkan ada tiga ukhuwah dalam berbangsa dan bernegara diantaranya Ukhuwah islamiyah (persaudaraan umat Islam), Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan Ukhuwah Basyariyah atau Insaniyah (persaudaraan umat manusia). Lebih lanjut dalam seminar tersebut Gus Idris menyebut konsep Islam rahmatan lil ‘alamin adalah Islam yang membawa perdamaian bagi seluruh umat manusia.
“Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, setidaknya ada tiga ukhuwah yang harus dijaga. Ukhuwah islamiyah, ukhuwah basyariyah, dan ukhuwah wathoniyah sangat dibutuhkan dalam kehidupan bernegara, yang jadi pengikat berbangsa dan bernegara maka NU datang untuk mengikat satu ukhuwah,”katanya
Seminar ini juga menghadirkan DR. KH. Afifuqdin Muhajir selaku narasumber yang menyampaikan ajaran Islam secara garis besar ada tiga diantaranya ajaran akidah, ajaran ahlaq tasawuf dan ajaran syariat.
“Ajaran akidah disebut juga sebagai ajaran tauhid yang berbasis keimanan kepada Allah SWT, kemudian ajaran tasawuf ajaran tentang bagaimana menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir dan batin. Lalu ajaran syariat adalah aturan praktis yang mengatur tingkah laku manusia baik hubungan dengan Allah swt maupun sesama manusia,” katanya
Sementara KH. Hilmy Muhammad selaku narasumber kedua menyampaikan bahwa Islam mengajarkan dan mengharuskan pemerintahan itu dilakukan dengan adil dan amanah.
“Tujuan dalam islam Pemerintah harus mengutamakan kesejahteraan masyarakat. Dalam Islam pengambilan keputusan harus secara adil, musyawarah dan tujuan utamanya demi kesejahteraan masyarakat luas,” katanya
Pada kesempatan ini Ia juga menyampaikan bagaimana pada masa lalu, para pendiri bangsa merumuskan konsep tentang sistem kenegaraan Indonesia yang akan dianut berkaitan dengan kehidupan beragama bagi masyarakatnya. Sebagai perbandingan bahwa di negara lain terdapat bentuk negara dengan agama sebagai azas utamanya (negara agama), lalu dalam konsep lain terdapat dimana kehidupan bernegara tidak boleh disangkut pautkan dengan agama.
“Sementara Kita mendasarkan diri pada sila pertama Ketuhanan yang maha esa artinya Indonesia memilih menjadi negara bangsa yang berketuhanan,” imbuhnya (hly)