Cerita KotaPublikasi

Pencak Silat Kuntu Mancilan, Warisan Budaya Kota Pasuruan yang Terus Lestari

Pasuruan Kota Madinah. Salah satu warisan budaya di Kota Pasuruan yang hingga kini tetap lestari adalah Perguruan Pencak Kuntu Mancilan. Pencak Silat tersebut sudah dua abad berdiri di Desa Mancilan, Kelurahan Pohjentrek, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan.

Menurut Nuril Hidayati (50) yang merupakan penerus Pencak Silat Mancilan, Pencak Silat tersebut didirikan oleh Mbah Hasan Wiroi sejak Tahun 1817.

Mbah Hasan sendiri merupakan keturunan dari Mbah Slaga yang jika diruntut garis keturunannya sampai ke Sultan Hasanuddin hingga Sunan Gunung Jati.

Sepeninggal Mbah Hasan, Pencak Kuntu diteruskan oleh Mbah Abdurrahman, lalu diteruskan ke Mbah Fakih dan kemudian diteruskan Mbah M. Kholil.

Arti nama Kuntu sendiri lanjutnya, adalah bangkit, “Artinya bangkit, membangun. Pemuda harus bangkit dan memberi prestasi,” papar Nuril anak pertama dari Mbah M.Kholil.

Sampai saat ini, anak didiknya terus bertambah dan terus menorehkan juara di berbagai ajang pertandingan Pencak Silat, “Sekarang ada sekitar 50 anak yang berlatih disini. Kemarin sempat meraih juara dua dikejuaraan Provinsi Jatim,” akunya.

Pencak Kuntu sendiri sempat pecah menjadi dua, yakni Persatuan Pencak Pusaka Mancilan disebut pencak timur yang dipimpin Mbah Fakih dan Pencak Untung Suropati Mancilan disebut pencak barat dipimpin Mbah Malik.

Sepeninggal Mbah Fakih dan Mbah Malik, murid dari kedua perguruan sepakat kembali bersatu membentuk Perguruan Pencak Silat Kuntu Mancilan Pasuruan.

“Bersatunya di Tahun 1985, tepatnya tanggal 27 Januari. Sampai saat ini Pencak Mancilan punya 16 rantinng yang tersebar di Kota dan Kabupaten Pasuruan hingga satu ranting di Bali,” tutupnya. (*)