Pasuruan Kota Madinah- Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo (Mas Adi) berkesempatan berjumpa puluhan siswa SMA/sederajat pada Rabu (12/6). Bertempat di aula Dinas Perikanan Kota Pasuruan, Mas Adi menjadi narasumber dalam kegiatan bertajuk pelatihan budidaya ikan air tawar. Pelatihan ini diselenggarakan dengan tujuan salah satunya untuk menumbuhkan semangat berenterpreneur bagi para generasi milenial.
Mas Adi menguraikan bahwa Kota Pasuruan dengan keterbatasan wilayah dan karakteristik geografis perkotaan pada umumnya, tidak banyak memiliki lahan yang bisa diolah untuk pertanian maupun perikanan. Namun keterbatasan ini justru menjadikan peluang berwirausaha. Urban farming dan Budidaya Ikan Air Tawar Dalam Ember menjadi solusi untuk memanfaatkan lahan kosong menjadi produktif dan bernilai ekonomi.
‘’Salah satu peluang untuk kita berwirausaha yaitu melalui urbanfarming. Yaitu bagaimana kita memanfaatkan lahan yang terbatas menjadi produktif dan bernilai ekonomi. Termasuk di dalamnya ada teknik budidaya ikan air tawar dalam ember’’
Dalam kegiatan tersebut dijelaskan bahwa Budikdamber, metode budidaya ikan dalam ember, merupakan teknik pengembangan dari aquaponik, dimana ikan dan tanaman dapat tumbuh dalam satu wadah. Ikan yang direkomendasikan untuk dibudidaya adalah lele karena memiliki daya tahan yang bagus untuk hidup di media terbatas. Pada bagian atas ember yang digunakan sebagai media pembesaran ikan, dapat ditanam pula sayuran seperti kangkung. Metode ini memungkinkan pembudidaya menuai hasil panen dua produk sekaligus.
Menurut Mas Adi, selain budidaya ikan lele, sudah sepatutnya generasi milenial untuk melirik usaha olahan bandeng jelak. Ikan yang menjadi komoditi unggulan Kota Pasuruan ini disebut-sebut memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi dan tidak berbau tanah. Namun, Mas Adi menyebut tantangannya adalah membuat produk olahan bandeng menjadi berbeda dengan daerah lain.
‘’Kita harus kreatif membuat diferensiasi produk bandeng jelak dengan bandeng Sidoarjo maupun Semarang. Bisa juga dengan membuat variasi olahan seperti sosis bandeng, nuget bandeng, dan masih banyak inovasi produk lain’’ imbuhnya
Apalagi kondisi di lapangan menunjukkan bahwa belum semua orang, khususnya warga Kota Pasuruan gemar makan ikan bandeng. Hal inilah yang menjadi tantangan sekaligus peluang untuk generasi milenial kreatif membuat produk bandeng yang disukai oleh semua orang.
‘’Agar adik-adik semuanya tidak hanya makan fast food. Namun makan bandeng jelak yang kaya gizi’’ kata Mas Adi
Memang, menurut Masi Adi memulai sebuah wirausaha tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu niat dan komitmen agar kita bisa konsisten menjalankan usaha tersebut. Jika niat besar sudah terbangun harus dilandasi dengan cinta. Ketika cinta sudah terbangun dalam menjalankan usaha, maka koitmen untuk membesarkan usaha tersebut juga akan timbul.
‘’Apalagi beberapa waktu lalu muncul sebuah analisis beberapa pekerjaan formal yang diprediksi akan hilang dan digantikan dengan teknologi. Maka dari itu, tidak ada salahnya bagi kita menumbuhkan semangat enterpreneur sejak dini’’, pungkasnya (hly)