Banjir Akibat Luapan Sungai, Pemkot Pasuruan Inisiasi “Early Warning System” Sebagai Antisipasi
Pasuruan Kota Madinah. Intensitas curah hujan tinggi yang berlangsung selama 5 jam di wilayah Kabupaten dan Kota Pasuruan menyebabkan sungai petung tepatnya di Jembatan Buk Wedi dan Jalan Raya Ir. Juanda, Kota Pasuruan meluap, Minggu (02/01/2022).
“Akibatnya, 6 titik di Kecamatan Bugulkidul terendam banjir dengan rata-rata ketinggian mencapai 30 cm,” ungkap Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pasuruan Muhammad Murtadlo, Selasa (04/01/2022).
Dengan itu, lanjutnya, BPBD Kota Pasuruan segera mengerahkan personil untuk memantau debit air dan melakukan assessment di titik-titik rawan banjir agar kebutuhan masyarakat yang terdampak segera terpenuhi. “Termasuk juga sterilisasi lumpur bekas banjir,” sambungnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Pasuruan melalui Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kota Pasuruan menginisiasi adanya early warning system (EWS) sebagai antisipasi terjadinya banjir yang sudah terpasang sejak akhir Desember 2021 lalu.
Kepala Bidang Layanan Pemerintah Berbasis Elektronik (eGov) Tatarini Wulandari mengungkapkan pihaknya sudah mulai uji coba di awal Januari 2022, “Sudah selesai pemasangannya akhir Desember lalu, awal Januari ini kita uji coba. Jadi ada penyesuaian lagi,” ujarnya.
EWS banjir tersebut tersebar di 3 titik sungai yang berpotensi besar meluap saat intensitas hujan tinggi, ketiganya adalah sungai welang, petung dan sungai gembong.
Perlu diketahui, EWS sendiri merupakan sebuh solusi dalam mengantisipasi datangnya banjir, dengan adanya sistem pemantauan dini banjir, dampak yang ditimbulkan dapat diantisipasi.
Sistem peringatan tersebut terbagi menjadi 2 tahap, yakni ditengarai lampu kuning dan merah. Warna kuning menandakan debit air mulai naik dan warna merah dengan suara alarm peringatan menunjukkan debit air mencapai kisaran yang sudah diukur. (lio)