Pasuruan Kota Madinah. UNICEF, Ditjen Bina Bangda dan Bappenas melakukan monitoring terpadu di Kota Pasuruan sebagai bagian dari Program Kerjasama RI-UNICEF 2021-2025. Tim monitoring ini disambut langsung oleh Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di Gedung Untung Suropati pada (07/10/2021).
Dalam sambutan selamat datang, Gus Ipul mengucapkan terimakasih kepada Tim monitoring yang sudah berkunjung di Kota Pasuruan.
“Atas nama Pemerintah Kota Pasuruan sungguh berterimakasih dan mengucapkan selamat datang, kami punya moto “Madinah” maju ekonominya, indah kotanya dan harmoni warganya,”ujar Gus Ipul
Gus Ipul juga memaparkan progran-program berkaitan dengan Pendidikan Inklusif, Integrasi Perlindungan Anak Terpadu yang sudah dilaksanakan di Kota Pasuruan.
“Pendidikan Inklusif di Kota Pasuruan mulai di deklarasikan pada bulan November tahun 2017 dan telah diatur melalaui peraturan Walikota nomor 9 tahun 2017 tentang pedoman penyelenggaraan sekolah inklusif dan didalamnya menyatakan setiap kecamatan menyelenggarakan pendidikan inklusif minimal satu dari semua jalur jenjang pendidikan,”papar Gus Ipul.
Gus ipul juga mengatakan bahwa pendidikan inklusif di Kota Pasuruan terus mengalami peningkatan.
“Syukur alhamdulillah, sampai dengan ini penyelenggaraan sekolah inklusif di Kota Pasuruan perlu dengan peningkatan baik secara kualitas maupun pelaksanaanya, jumlah peserta didik 260 anak untuk jenjang sd dan 117 anak untuk jenjang SMP,”jelas Gus Ipul.
“Untuk mendukung kualitas program tersebut Pemerintah Kota Pasuruan sudah mempunyai Guru Pendamping Khusus,”imbuhnya.
Deputy Representative UNICEF Indonesia, Robert Gass mengapresiasi Pemerintah Kota Pasuruan yang terus berkomitmen dalam melaksanakan program-program Pendidikan, Perlindungan Anak, Kesehatan maupun Sanitasi.
“Kami mengapresiasi komitmen Kota Pasuruan untuk terus melanjutkan program-program Pendidikan, Perlindungan Anak, Kesehatan maupun Sanitasi, yang telah dilakukan sejak tahun 2017” kata Deputy Representative UNICEF Indonesia, Robert Gass..
Robert juga mengatakan bahwa di sektor Pendidikan Inklusif, Kota Pasuruan telah berhasil mengalokasikan anggaran untuk selurh sekolah negeri yang digunakan untuk melatih guru, pengadaaan alat edukasi dan kampanye untuk orang tua yang berkaitan dengan Pendidikan inklusif.
“Selain itu, di sektor perlindungan anak, pemerintah kota Pasuruan telah mengintegrasikan layanan kesehatan dan DUKCAPIL terpadu dalam mendukung akta kelahiran,” pungkas Robert.
Tim monitoring yang terdiri dari Kemendagri Kementerian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Desa, Pembangunan Daya Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kementerian Sosial.
Tim ini melakukan monitoring di tiga tempat yakni SD Alkautsar, SD Petamanan dan Puskesmas Bugul Kidul. (fit)